Membangun Sinergi: Peran Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Organisasi Profesi Kesehatan Lainnya

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tidak dapat bekerja sendiri dalam mewujudkan sistem kesehatan yang kuat dan berkualitas di Indonesia. Diperlukan sinergi dan kolaborasi yang erat dengan berbagai organisasi profesi kesehatan lainnya, pemerintah, serta pemangku kepentingan terkait. Sinergi ini esensial untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang holistik, efektif, dan merata bagi seluruh masyarakat.


Mengapa Sinergi Itu Penting?

Sinergi antar organisasi profesi kesehatan sangat penting karena:

  • Pelayanan Kesehatan yang Terintegrasi: Pasien seringkali membutuhkan penanganan dari berbagai disiplin ilmu kesehatan (dokter, perawat, bidan, apoteker, dll.). Sinergi memastikan adanya koordinasi yang baik antarprofesi untuk memberikan pelayanan yang terintegrasi dan berkelanjutan.
  • Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien: Kolaborasi dalam penyusunan standar praktik, pedoman klinis, dan program pendidikan berkelanjutan dapat meningkatkan mutu pelayanan dan meminimalkan risiko kesalahan medis.
  • Advokasi Kebijakan Kesehatan: Bersama-sama, organisasi profesi kesehatan memiliki kekuatan yang lebih besar untuk menyuarakan aspirasi dan memberikan masukan kepada pemerintah dalam perumusan kebijakan kesehatan yang berpihak pada masyarakat dan tenaga kesehatan.
  • Penyelesaian Masalah Kesehatan Kompleks: Tantangan kesehatan seperti distribusi tenaga kesehatan, penanganan pandemi, atau penurunan angka stunting memerlukan pendekatan multidisiplin yang hanya bisa diwujudkan melalui sinergi.
  • Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Riset: Kolaborasi lintas profesi dapat mendorong penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang lebih komprehensif, menghasilkan inovasi dalam pelayanan kesehatan.

Bentuk Sinergi IDI dengan Organisasi Profesi Kesehatan Lainnya

IDI secara aktif membangun sinergi dengan berbagai organisasi profesi kesehatan di Indonesia. Beberapa contoh konkretnya meliputi:

1. Dengan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)

KKI adalah badan otonom, mandiri, dan bertanggung jawab kepada Presiden, yang berfungsi mengatur dokter dan dokter gigi. Hubungan IDI dengan KKI sangat erat dalam hal:

  • Penyusunan Standar: IDI berperan dalam memberikan masukan dan menyusun Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) yang kemudian disahkan oleh KKI.
  • Registrasi dan Lisensi: IDI memberikan rekomendasi yang menjadi salah satu syarat bagi KKI untuk menerbitkan Surat Tanda Registrasi (STR) dokter.
  • Pembinaan Disiplin: IDI memiliki perwakilan dalam Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI), yang merupakan lembaga di bawah KKI untuk menegakkan disiplin profesi.

2. Dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI)

Sinergi dengan PPNI (organisasi profesi perawat) dan IBI (organisasi profesi bidan) sangat penting di lapangan, terutama dalam pelayanan primer dan komunitas:

  • Pelayanan Berbasis Tim: Dokter, perawat, dan bidan seringkali bekerja dalam satu tim di fasilitas kesehatan (puskesmas, rumah sakit, praktik swasta). IDI berkolaborasi dengan PPNI dan IBI untuk menyelaraskan pedoman praktik dan komunikasi antarprofesi.
  • Program Kesehatan Masyarakat: Dalam program-program seperti imunisasi, penanganan stunting, kesehatan ibu dan anak, serta pencegahan penyakit menular, IDI, PPNI, dan IBI seringkali bekerja sama dalam edukasi, skrining, dan intervensi.
  • Pendidikan dan Pelatihan Bersama: Terkadang, pelatihan atau seminar interprofesional diselenggarakan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan bersama dalam penanganan kondisi tertentu.

3. Dengan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan Organisasi Profesi Lainnya

IDI juga menjalin hubungan dengan organisasi profesi kesehatan lain seperti IAI (apoteker), Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), dan lain-lain. Bentuk sinerginya dapat berupa:

  • Penyusunan Pedoman Klinis: Kolaborasi dalam penyusunan pedoman praktik klinis yang melibatkan berbagai profesi untuk penatalaksanaan pasien yang komprehensif.
  • Advokasi Bersama: Bersama-sama menyuarakan isu-isu terkait kesejahteraan tenaga kesehatan, perlindungan hukum, atau regulasi kesehatan kepada pemerintah.
  • Bakti Sosial dan Pengabdian Masyarakat: Seringkali, kegiatan bakti sosial atau program kesehatan di daerah terpencil melibatkan partisipasi dokter, perawat, bidan, apoteker, dan tenaga kesehatan lainnya secara terpadu.

Tantangan dan Harapan

Meskipun sinergi ini penting, tantangan dalam pelaksanaannya tetap ada, seperti perbedaan pandangan antarprofesi atau ego sektoral. Namun, dengan semangat kesejawatan, profesionalisme, dan berorientasi pada kepentingan pasien serta masyarakat, IDI terus berupaya membangun jembatan komunikasi dan kolaborasi yang kuat dengan seluruh organisasi profesi kesehatan di Indonesia.

Melalui sinergi yang kokoh, sistem kesehatan Indonesia akan menjadi lebih kuat, adaptif, dan mampu memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh rakyat.

KSM
KSM

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

EV Pedal Power Electric Bicycles
Logo